Postingan

KERUMUNAN JOKOWI vs KERUMUNAN RIZIEQ vs COVID-19

(Antara NTT & Jakarta)  Rame memang. Seru. Dua harian ini banyak tulisan yang mengangkat moment kerumunan Jokowi di NTT. Dari media ternama hingga medi lokal. Dari media konvensional hingga media online. Dari media sosial hingga media praksis. Dari dunia maya hingga dunia nyata. Dari timur hingga barat. Dari politisi hingga petani. Dari driver online, hingga penjual gerobak sayuran keliling. Pokoknya seru. Viral. Enak.  Banyak juga model kritik yang membangun sekaligus menjebak. Kritik positif sekaligus menyudutkan. Apresiasi diikuti dengan halusinasi para 'tukang jari' yang berceloteh ria di media. Ada yang kocak. Menggiring isu  seraya kritik sambil tak sadar sedang benar benar berhalusinasi.  Apalagi Jokowi berhasil menjebak rakyat NTT?  Menarik pula benturan isu yang mulai berguncang, ketika Jokowi di hadapkan pada kasus kerumunan Rizieq-FPI di Jakarta beberapa momen silam. Jelas dinilai sama. Sama sama tokoh, dan sama sama kerumun. Bedanya, kerumunan yang satu mulai da

MAMA MAMA BERBAJU BIRU||SEBUAH BALADA 60 TAHUN

Gambar
  Mama mama berbaju biru Maju ke altar Berlutut menyembah Serahkan raga jiwa Mama mama berbaju biru Tunduk berdoa Katupkan tangan  Serah pada Maria  Mama mama berbaju biru Selimut kan asa Untuk tekuni Jalan Maria  Mama mama berbaju biru Baju Maria Alas hati Alas hari  *** Kemarin gereja Katolik sejagat merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, sebuah perayaan akbar tentang makna keselamatan, tentang makna cahaya, dan tentang makna awal kehadiran Sang Ilahi.  Di kampung sepi dan sunyi, mama mama berbaju biru juga merayakan hal yang sama, 60 tahun berkarya sebagai abdi abdi Bunda Maria, dalam wadah Konggergasi Santa Maria - Paroki Kabar Gembira Wae rana.  Suatu usia yang tak muda lagi. Namun, semakin tua usianya (seturut umuran manusia) semakin kuat pula asa dan harap yang terus mereka titipkan pada kekuatan lutut untuk bersujud, pada kerelaan hati untuk berserah, pada kehangatan tangan untuk mengatup, sembari berharap pada cahaya lilin yang terus membakar 'diriny

INTERPRETASI TIAP BIRAMA LAGU SKB 4 MENTERI (MBS Untuk New Normal Pendidikan)

Gambar
  Oleh Marianus Seong Ndewi, S. Pd., MM Guru Seni Budaya SMA N 4 KUPANG- aktif di komunitas Secangkir Kopi Kupang             Banyak kebijakan yang dikeluarkan lintas kementrian, terutama untuk percepatan penanganan peliknya polemik inveksi corona virus di Indonesia. Bahkan kebijakan itu semacam berlomba-lomba untuk menjadi pelindung warga negara, baik untuk memperbaiki sector politik, ekonomi, social, budaya, kemanan, dan sampai pada sector pendidikan. Pun akhirnya juga masuk ke ranah kepentingan politik pendidikan, ekonomi pendidikan, social dan budaya pendidikan, hingga kemanan (dan kenyamanan) penyelenggaraan di tingkat satuan pendidikan.             Tanggal 15 Juni 2020, Indonesia memasuki babak baru atau tatanan baru yang diistilahkan dengan new normal, sebagai titik balik penyesuaian setelah open lockdown, yang berhasil memebebaskan seluruh waga negara Indonesia, 3 bulan lamanya dari penjara ‘di rumah saja’. Tak ketinggalan euforianya, sore harinya, lewat

LULUS YANG BAHAGIA WALAU HATI MENANGIS

Gambar
Mungkin lebih baik begini Menyendiri di sudut kota ini Kututup pintu hati Untuk semua cinta Walau batin ini menangis Jangan datang atau titip salam Hanya menambah luka di hatiku Hapuslah namaku, hapuslah semua Kisah-kasih yang pernah ada Lantunan syair di atas merupakan serpihan lagu "Walau Hati Menangis" karya Pence Pondang. Bagi generasi Z saat ini, lagu ini sangat asing. Saya menemukan inspirasi untuk membuat tulisan khusus untuk ikut merayakan kelulusan para peserta didik ku di SMA N 4 Kupang dan juga di seluruh tanah air.  Bagaimana tidak, perayaan kelulusan kali ini dirayakan dengan beragam model yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Bukan soal harus coret coret, bukan soal harus pawai motor, bukan soal harus ke gerbang sekolah, bukan soal harus ke rumah teman, bukan soal harus ke pinggir pantai, bukan soal bukan soal lainnya. Kali ini benar benar aneh. Tapi, bagi sebagian orang, merayakan model kelulusan seperti ini adalah yang direncanak

UJIAN NASIONAL vs UJIAN NASIB

Gambar
Hallo kakak kakak kelas XII SMA. Dalam jadwal, sebenarnya hari ini kalian mengikuti Ujian Nasional (UN). Lihat, baliho baliho, poster, telah dipersiapkan rapih oleh bapak ibu guru mu di sekolah, sekedar untuk dipajangkan di gerbang sekolah, mengucapkan selamat datang kepada kalian yang akan mengikuti UN, di mana itu adalah 'akhir perjalanan' anda di bangku sekolah. Perlu anda ketahui, bahwa sekolah terakhir kalian adalah di bangku SMA itu. Puncak 12 tahun perjalanan mengisi botol otak dan hati anda. Anda pasti tahu, apa saja yang kalian isi di botol kehidupan itu. Walupun sebenarnya setengahnya adalah berkat guru, tapi setengah isinya adalah usaha mandiri kalian. Oh ya, yang namanya kuliah itu bukan sekolah. Kalau kami orang kampung, terutama kakek nenek di kampung, masih anggap kuliah itu adalah sekolah. Mereka selalu bilang, kami punya cucu pergi sekolah di kampus di Kupang, di Jawa, di Makasar, dan lain sebagainya. Tapi, kuliah itu 'hanyalah' satu tempat keci

TUHAN MERINDUKAN MANUSIA~RINDU YANG BERKECAMUK

Gambar
Oleh: Rian Seong, S. Pd., MM  Pagi menjelang fajar, embun mulai bergelantungan, bersiap melakukan tugasnya membasahi tanah untuk sekedar beri ruang kesegaran dan kesejukan bagi makhluk Tuhan, penghuni bumi yang indah ini. Pagi pagi benar, Tuhan juga bangun dari tidurnya. Ia berdoa sejenak sebelum ke kamar mandi sekedar membasuh muka dan menyikat gigi. Ia keluar dari kamarnya menuju taman bunga, menyaksikan embun pagi yang selalu setia memberi kesegaran. Sesekali mereka tersenyum.  Tetapi, embun tau kalau hati Tuhan sedang gundah gulana. Tuhan galau. Ia rindu suasana sebelum sebulan lalu ataupun dua atau seminggu yang lalu. Tuhan juga berkeliling olahraga sejenak di taman itu. Tapi pagi ini Ia tidak semangat. Gambaran raut wajahnya seperti kelelahan, letih, lesu, dan  memikul beban berat.  Sungguh perasaan hati Tuhan lagi berkecamuk. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Seperti biasa, sebelum memulai sarapan, ia selalu bertemu dan berjumpa dengan umat-Nya da