Namaku 'Kampanye Damai'

Kemarin saya ditabiskan dengan nama baru. Panggil saja saya 'kampanye damai'. Sebuah nama yang diberi oleh para petinggi bangsa. Ya, mereka yang berkuasa dan bertahta di singgasana bernama ketua ketua parpol. Mereka yang bernama Ka Pe Uh. Mereka yang bernama calon presiden dan wakil presiden. Mereka yang bernama rakyat. Saya agak heran, mengapa mereka memberikan saya nama yang mulia itu. Tapi namaku itu hanya berlaku sampai pertengahan, tepatnya belasan April 2019. Lho, kalau nama kan harus sampai mati? Tanya cangkir kopi pahit yang sedang asyik bertengger diatas meja kerja saya. Namaku kampanye damai. Begitulah mereka meneriaki namaku diatas panggung pementasan teater mereka. Karena mereka pandai berakting, bermain peran, pintar mengolah vocal, kadang bernyanyi andante, maestoso, kadang bertemakan lagu lagu mars yang dibubuhi bumbu crescendo dan decrescendo. Mereka pintar menyanyi, memang. Itulah keunggulan mereka. Lihat saja kemarin diatas panggung. Sam...