Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Bertemu (Bertamu) di Ruang Rindu; Kisah Bersama Pujangga

Gambar
Kemarin sore, tidak ada senja menemani cangkir kopi saya. Lelah seharian berlayar dari Flores, membuat saya enggan keluar rumah. Capek. Lah, otomatis tidak bertemu senja, kan? 😂🤣😂 Saya iseng mengirim pesan singkat kepada dua sahabat yang sebulan penuh belum ngopi bersama (lagi). Mereka dua orang hebat. Potensial dan produktif. Saya sengaja mendengar cerita orang orang hebat ini untuk semacam mengisi otak saya yang masih kaku. Mereka adalah Gusti Richarno, S. Fil, direktur Media Pendikan Cakrawala NTT, dan sahabat saya Saverinus Suhardi, S. Kep, seorang dosen dan perawat aktif. Dua duanya penulis. Sangat potensial. Namun karena kesibukan menemani sang anak, Gibran, maka abang Saver tidak berani bolos untuk mejeng ngopi bersama. Tau kan situasi batin para suami bila keadaannya seperti itu? Menggemaskan tentunya. Saya diarahkan ke rumahnya Kraeng Gusti, di kedinginan bukit Tilong. Tapi, beliau meminta saya untuk menemani dia bertamu ke rumah salah satu tokoh yang sangat s

KAMBING HITAM vs OPTIMISME PENDIDIKAN NTT

Gambar
Dok. Cakrawala NTT - diskusi pendidikan Catatan ini lahir setelah kemarin 10 Juni 2019, menonton dialog interaktif di TVRI NTT, yang berusaha  kerasmengupas tuntas rendahnya mutu pendidikan di tanah seluas 48.718 ,10 km2 ini. Saya bersyukur melewati 60 menit tanpa henti, hanya mau mendengar kisah kasih berupa ilmu dari para narasumber hebat, ahli dalam bidangnya masing-masing. Pertama ada Bpk. Benyamin  Lola, M. Pd saat ini sebagai Kadis Pendidikan dan Kebudayaan propinsi NTT. Kedua ada Bpk. Winston Rondo, Anggota komisi V DPRD NTT (bidang pendidikan), juga ada Bpk. Dr. Marsel Robot, akademisi tangguh dari UNDANA Kupang, dan terakhir Bpk. Gusti Richarno, pengamat pendidikan dari Media Pendidikan Cakrawala NTT. Jika melihat formasi para narasumber ini rasanya hampir lengkap, dan tentunya bernas untuk dinanti hasil akhir diskusinya. Hanya kurang saja perwakilan pihak komite sekolah (orang tua), perwakilan kepala sekolah (ataupun guru), dan perwakilan OSIS (siswa).

LAGA RINDU - LAGA DAMAI; PESAN FESTIVAL SEPAKBOLA KAMPUNG HALAMAN

Gambar
(Balada rindu ketika menonton via live streaming  kompetensi sepakbola di kampung halaman) Rindu akan kampung halaman sedikit terobati ketika asyik menonton 'siaran langsung' dari laman Facebook adik saya; Ino Sengkang, yang menayangkan kompetisi sepakbola di kampung halaman. Apalagi itu laga final, dan salah satu team yang sedang 'bertempur' berasal dari kampung saya. Seperti menghempaskan saya kembali ke masa itu. Saat asyik memadu si kulit bundar, agar tak masuk ke gawang. Tak peduli  panas. Tak peduli itu hujan. Tak peduli lapangan bebatuan, berlubang, dan miring kiri kanan. Juga tak peduli bermand ikan lumpur bak di petak sawah. Lari sana. Lari sini. Intinya jadi 'pemain bola'. Oh ya, bagi yang pernah menikmati uniknya 'stadion' sepakbola di kampung kami, tepat di pusat Paroki Khabar Gembira Waerana - Manggarai Timur - Flores NTT, pasti tau kisah manis campur haru bermain di lapangan itu. Manisnya, pertandingan itu bisa d