UJIAN NASIONAL vs UJIAN NASIB



Hallo kakak kakak kelas XII SMA. Dalam jadwal, sebenarnya hari ini kalian mengikuti Ujian Nasional (UN). Lihat, baliho baliho, poster, telah dipersiapkan rapih oleh bapak ibu guru mu di sekolah, sekedar untuk dipajangkan di gerbang sekolah, mengucapkan selamat datang kepada kalian yang akan mengikuti UN, di mana itu adalah 'akhir perjalanan' anda di bangku sekolah.

Perlu anda ketahui, bahwa sekolah terakhir kalian adalah di bangku SMA itu. Puncak 12 tahun perjalanan mengisi botol otak dan hati anda. Anda pasti tahu, apa saja yang kalian isi di botol kehidupan itu. Walupun sebenarnya setengahnya adalah berkat guru, tapi setengah isinya adalah usaha mandiri kalian.

Oh ya, yang namanya kuliah itu bukan sekolah. Kalau kami orang kampung, terutama kakek nenek di kampung, masih anggap kuliah itu adalah sekolah. Mereka selalu bilang, kami punya cucu pergi sekolah di kampus di Kupang, di Jawa, di Makasar, dan lain sebagainya. Tapi, kuliah itu 'hanyalah' satu tempat kecil untuk mengasah keterampilan Anda agar telaten masuk ruang kerja nanti.

Oke gaess, saya berpendapat bahwa angkatan kalian saat ini adalah angkatan yang kurang beruntung karena tidak ada UN. Kalian boleh senang dan mengatakan beruntung karena tidak ada UN, tetapi sebenarnya terbalik, gaess.

Mengapa? Bukannya lebih santai?

Ya, secara umum memang seperti itu. Tetapi anda kehilangan banyak kisah dan cerita. Kalian tidak akan mengalami situasi di mana anda masuk sekolah diperlukan sangat istimewa di tiga hari UN ini. Sekolah akan mendekorasi lingkungannya hanya untuk menerima kalian. Baliho baliho besar terpampang. Kalian akan diperlakukan khusus. Dimanjakan oleh bapak ibu guru dan pengawas. Ada sekolah yang menyiapkan snac super enak.



Kalian juga kehilangan momen di mana kalian merasakan detak jantung berdebar yang sangat tinggi mendekati hari hari ujian kalian. Yang Katolik biasanya novena rutin, teman teman Kristen bangun bergumul tengah malam, teman teman agama lain juga pasti lebih gencar berdoa, beribadah, sholat, dan lain sebagainya.

Kalian juga kehilangan momen dimasakin yang super enak oleh mama di rumah. Karena biasanya momen UN, kalian benar benar dimanja.

Kalian juga kehilangan momen menitikkan air mata saat hari pertama dan hari terakhir UN, karena terharu bahwa kalian telah selesai diujung waktu. Ada bahkan yang saling berpelukan dengan sahabatnya, gurunya, menangis sepuasnya karena memang waktu untuk mengisi botol kehidupan anda telah selesai. Kalian kehilangan banyak momen.

Seperti pada sebuah pertandingan sepak bola, sebenarnya kita menantikan waktu terakhir itu dengan penuh pengharapan. Bagi team yang menang, waktu menit akhir ingin cepat selesai, agar mereka bisa berlarian dan selebrasi sepuasnya merayakan kemenangannya. Bagi team yang kalah pun demikian. Mereka ingin selesai supaya kelak bisa merubah strategi di penampilan pertandingan berikutnya.

Nah, adik adik kehilangan banyak momen untuk dikenagkan. Tulisan: Harap Tenang Ada Ujian ini, kalian silahkan download dan cetak untuk jadi kenang kenangan bahwa memang kita mesti tenang, karena tiap hari dalam kehidupan sesungguhnya adalah ujian ujian untuk kita menemukan suasana baru di otak dan hati. Asah otak dan asuh hati.

Untuk tidak kehilangan momen momen di atas, apa yang bisa kita lakukan?

Teruslah belajar. Teruslah berinovasi. Teruslah bersyukur. Teruslah berdoa. Teruslah berterimakasih. Teruslah berharap. Teruslah hidup dalam kenangan!

Gaess, apa yang kalian tabur, itulah yang akan kalian tuai. Kalau tanam jagung, pasti panen jagung. Tidak mungkin tanam jagung, kalian memanen pepaya. Kalau terjadi demikian berarti kalian salah masuk kebun. Itu kebun orang 😁😁

Sesungguhnya kalian sudah ujian. Karena hasilnya sudah jauh jauh hari kalian ketahui. Menabur angin, menuai badai. Rajin belajar berarti selamat. Malas belajar berarti tersesat.

Oh ya, satu hal juga yang penting. Jangan pernah menyebut bahwa angkatan kalian adalah angkatan Corona atau angkatan Covid-19, atau apalah sebutannya. Sesungguhnya, kata itu sudah timbulkan bunyi bunyian yang tidak harmonis lagi. Kata itu adalah kata yang menakutkan. Tidak indah.

Apakah kalian mau dianggap sebagai angkatan yang menakutkan atau mematikan? Tidak to😁😁

Justru kalian lebih hebat. Kalian yang menguji diri kalian sendiri. Mengevaluasi dan beri nilai pada diri sendiri!

Salam hangat dari guru guru mu yang juga sudah siap menyuguhkan kenangan terakhir yang spesial untuk kalian. Guru guru yang selalu bekerja ekstra keras untuk siapkan momen ujian agar kalian lalui dengan baik. Guru guru yang selalu peduli akan nasib dan ujian nasib kalian.

Karena keberhasilan kalian adalah berkat berlimpah untuk para guru.

Mari kita saling support dengan bersama berdoa dalam kerinduan. Ceep calm. Ceep healthy. Stay at home. Stay for us, for you and for me...

***

Oleh: Rian Seong, S. Pd, MM
Guru Seni Budaya SMA N 4 KUPANG
πŸ‹️

Komentar

  1. Ini benar pak, saya sangat setuju. Mereka kehilangan sangat banyak moment, seperti yg sudah bapak paparkan diatas.
    Tapi bginilah keadaan sekarang. Harus ada satu anak korek api yang mundur agar anak korek lainnya tidak terbakar. (Menurut saya)
    Saya rasa mereka pantas disebut angkatan Toleransi. Mengapa ?
    Yah jelas, disaat semua orang merindukan suasana UN, tapi mereka merelakan itu semua demi teman, guru bahkan semua yang ada di sekolah mereka untuk tetap sehat.
    Saya punya rasa bangga tersendiri untuk angkatan ini. Saya rasa kalian bukan kecewa tanpa hasil, kalian kecewa karena hasil kalian adalah kesembuhan Indonesia kita ��
    Tetap semangat teman-teman. Dan selalu berusaha menjadi yajg terbaik.

    Untuk Bapak Guru, saya sangat bangga terhadap bapak yang sangat peduli dengan kami siswa (walaupun saya mantan siswa), jujur kami sangat membutuhkan sosok seperti bapak. Terkususnya disaat-saat seperti ini. Pak..... Nantikan karya dan prestasi kami untuk bapak. Keberhasilan kami adalah kesuksesan pencapaian bapak �� (Guru yang hebat adalah guru yang mampu membuat muridnya lebih daripadanya).


    Anak seni SMAN 4 : Olly Boboy

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERUMUNAN JOKOWI vs KERUMUNAN RIZIEQ vs COVID-19

TUHAN MERINDUKAN MANUSIA~RINDU YANG BERKECAMUK

MAMA MAMA BERBAJU BIRU||SEBUAH BALADA 60 TAHUN